Jumat, 18 Juni 2010

CMC

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Saat ini dunia komunikasi telah maju dengan sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan juga perubahan zaman yang semakin menglobalisasi. Pada saat ini banyak sekali penemuan-penemuan teknologi khususnya dalam media massa penyampaian pesan yang diantaranya adalah media internet. Berbagai macam situs jejaring sosial pun bermnculan dan menjadi ajang pergaulan seperti Yahoo, Google, Hotmail, MSN, Friendster, MySpace, Facebook, Kaskus, Detik, Gmail, MIRC, Wikipedia, Twitter dan lain-lain.
Salah satu fasilitas yang terdapat pada internet situs jejaring sosial. Sangat banyak macam dari situs jejaring sosial ini, namun hanya beberapa yang sedang naik daun tiap tahunnya. Untuk saat ini facebook menjadi raja dalam situs jenis ini, dengan terus bertambahnya pengguna tiap harinya. Tak dapat dipungkiri bahwa membuat akun facebook tidaklah dipungut biaya, maka dari itu untuk menghidupi operasional dari situs ini mereka mencari dana dari cara lain, salah satunya adalah dari iklan. Sebagai pengguna adanya iklan yang tampil memang tidak mengganggu, tetapi akan lebih baik jika iklan yang ditampilkan dihalaman pengguna merupakan iklan yang sesuai dengan karakteristik pengguna. Oleh karena itu diperlukannya sebuah aplikasi yang dapat mengkategorikan karakteristik pengguna, sehingga dapat diketahui iklan jenis apa yang cocok untuk pengguna tertentu. Dalam hal ini pengguna akan lebih senang karena mendapat informasi yang berharga.
Konsep yang ditawarkan dalam CMC tidak melihat komunikasi melalui internet adalah bersifat virtual (maya). Konsep ini juga tidak memberi penjelasan tentang konteks komunikasi, unsur-unsur komunikasi yang terlibat serta model yang berlaku dalam komunikasi menggunakan internet.
Gejala dan kebiasaan menggunakan komputer untuk berkomunikasi biasa disebut CMC alias computer mediated communication (komunikasi yang diperantarai oleh komputer). Termasuk dalam CMC adalah kebiasaan menggunakan Internet, seperti mengirim e-mail, chatting, menjadi anggota mailing list, browsing, googling, dan sebagainya.
Banyak penelitian tentang perilaku manusia dalam CMC yang belakangan ini marak diteliti, terutama yang ingin meneliti pengaruh teknologi terhadap hubungan antar manusia dan persepsi seseorang terhadap orang lain. Penelitian-penelitian ini menjawab rasa penasaran tentang perbedaan antara CMC dan komunikasi tanpa perantara (face to face). Aspek yang menjadi fokus penelitian semacam ini adalah interaksi sosial antar manusia.
Interaksi sosial menyebabkan penelitian ini lebih banyak menekankan aspek pertukaran informasi (information exchange), dan dengan demikian lebih banyak dianggap sebagai studi tentang komunikasi.
Sebelum melihat permasalahan spesifik tentang perilaku mencari dan menemukan informasi, Ramirez dan kawan-kawan menerima terlebih dahulu asumsi dasar tentang CMC, yaitu sebuah situasi komunikasi yang mengurangi peluang seseorang untuk menangkap tanda-tanda komunikasi dari orang yang terlibat komunikasi dengannya. Ini biasa disebut dengan kondisi “reduced cues“.
Maksudnya, dalam komunikasi di Internet, terutama jika menggunakan teks (e-mail, chat tanpa web-cam, dan mailing list), seseorang tidak dapat menangkap gerak-gerik, raut muka, nada suara, dan hal-hal semacam itu. Dalam kondisi komunikasi yang minim tanda-tanda personal tentang orang lain, maka seseorang terpaksa mengandalkan kemampuan kognitifnya sendiri, dan lebih berkonsentrasi kepada dirinya sendiri.
Hubungan antar media komunikasi elektronik dengan manusia sebagai penggunanya telah banyak dibahas dalam berbagai penelitian komunikasi. Beberapa diantaranya adalah efek media tersebut terhadap penggunannya dilihat baik mulai dari persepsi, sikap dan tingkah laku. Berbagai efek media, baik negatif atau positif, terhadap khalayak penggunanya memang menjadi satu hal yang sring dikaji dalam bidang ilmu komunikasi. Dan hasilnya adalah berbagai teori yang menyangkut efek media serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.

B. Rumusan Permasalahan
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimana efektifitas komunikasi dengan menggunakan CMC pada penggunaan Facebook?”

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah dan pengertian Facebook
Facebook adalah jejaring sosial yang diluncurkan pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zurckerbeg seorang lulusan Harvad dan mantan murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat-e suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.
Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat-e apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya.
Banyak fasilitas yang ditawarkan oleh facebook antara lain:
Chatting, yaitu fasilitas dimana kita bisa berkomunikasi dengan orang lain dengan orang yang secara bersamaan melakukan aktifitas on line melalui internet.
Fasilitas emoticon, yaitu smiley yang mengungkapkan perasaan yang sedang kita rasakan saat melakukan chatting. Seperti gambar tersenyum sedih, marah dan sebagainya.
Fasiltas lencana (badge), yaitu fasilitas untuk mempromosikan facebook kita dalam website atau blog kita, misalnya dalam hal bisnis.
Fasilitas pengunggah foto, para pengguna facebook dapat memajang foto mereka dijejaring sosial agar dapat lebih mudah pengguna lain mengetahui khusunya nagaimana bentuk fisik pengguna, dan juga bisa untuk mengupload foto pada moment tertentu, baik untuk konsumsi pribadi maupun dishare kepada teman dalam facebook nya.
Fasilitas pencarian orang, yaitu kita bisa mengetahui atau mencari teman-teman kita atau orang tertentu yang akan kita jadikan teman dalam facebook kita.
Fasilitas pesan, yaitu memungkinkan orang mengirimkan sesuatu kepada pengguna lain, pesan dalam facebook biasanya digunakan untuk hal yang bersifat rahasia, karena pesan hanya dapat dilihat oleh pengguna facebook itu sendiri.
Fasilitas penulisan status, yaitu fasilitas yang memungkinkan untuk kita mengungkapkan perasaan kita, yang bisa dilihat oleh orang lain. Di dalam fasilitas ini juga ada fasilitas untuk mengomentari status yang ditulis oleh teman kita.
Fasilitas tag, yaitu fasilitas dimana kita bisa mengirimkan informasi baik berupa foto ataupun tulisan kepada teman yang lain denga cara mentag nama dari teman yang ada di facebook kita.
Fasilitas Musik, dimana kita bisa menambahkan music kesukaan kita pada profil di facebook kita.
Itulah beberapa fasilitas yang dapat dinikmati oleh pengguna facebook di seluruh dunia, disamping fasilitas yang lainnya. Inti dari fasilitas itu adalah untuk berkomunikasi khusunya komunikasi interpersonal.
B. Teori CMC
Kini internet telah menjadi salah satu mediator manusia untuk saling berkomunikasi dan saling berhubungan atau yang disebut Computer Mediated Communication (CMC) yaitu interaksi antar manusia melalui teknologi komputer. Berdasarkan definisi John December (1997) yang dimaksud dengan CMC adalah proses komunikasi manusia melalui komputer, melibatkan orang-orang, berada dalam konteks yang terbatas dan saling berkaitan dalam proses membentuk media untuk tujuan yang beraneka ragam. Sedangkan Susan Herring (1996) memberikan definisi klasik CMC yaitu komunikasi yang mengambil tempat antara manusia melalui alat komputer. Dan dengan perkembangan waktu dan modernisasi keberadaan internet menjawab dan mengaplikasikan definisi CMC di atas. Menurut pakar CMC Joseph Walther dan Malcolm Parks, berikut merupakan teknologi internet yang cenderung menarik di CMC, yaitu:
E-mail, listserve, mailing list.
Newsgroup, bulletin board, blog.
Internet relay chat, instant messaging
Metaworld, visual chat.
Personal homepage, webcam.
Definisi CMC lainnya menurut A.F. Wood dan M.J. Smith adalah segala bentuk komunikasi antar individu, individu dengan kelompok, yang saling berinteraksi melalui computer dalam suatu jaringan internet. CMC mempelajari bagaimana perilaku manusia dibentuk dan diubah melalui pertukaran informasi menggunakan media computer. Dalam perkembangannya komunikasi lewat media komputer terjadi peleburan antara komunikasi mediation (perantara) dan immediate (langsung). Mediation mengacu pada proses pertukaran pesan dimana pesan disampaikan melalui perantaraan media berbentuk teknologi dari yang paling sederhana seperti kertas sampai teknologi canggih seperti komputer internet, sedangkan immediate merupakan proses komunikasi tatap muka secara langsung tanpa adanya media perantara apapun. Jadi disini terdapat masalah pilihan dan efektifitas tidak lagi menjadi perdebatan yang signifikan. Keduanya telah melebur menjadi satu hal ini mengacu pada pengaruh penggunaan inovasi teknologi sebagai penggerak utama yang membentuk dan mengubah komunitas sosial. Perdebatan mengenai efekktif tidaknya penggunaan komunikasi langsung dan lewat media suda itu sejak masa Socrates dan muridnya yaitu Plato, mereka adalah filsuf Yunani yang pada saat itu sangat menentang perkembangan teknologi kertas sebagai media penyampai pesan. Mereka menyatakan bahwa ide dan pemikiran murni harus disampaikan secara lisan kepada komunikan tanpa adanya perantara apapun. Teknologi alat tulis sebagai penyampai pesan dikhawatirkan digunakan untuk menggeser makna pesan sehingga dapat menipu massa.Plato percaya bahwa gagasan murni individu tidak dapat didefinisikan melalui bentuk teks. Akibatnya sebagian besar Yunani lenyap ditelan zaman. Realitasnya, dengan semakin berkembang teknologi komunikasi, komunikasi langsung tidak lagi menjadi wacana paling penting, dengan kata lain untuk memberikan umpan balik terhadap pesan dari komunikator, komunikan tidak harus bertemu secara langsung. Munculnya teknologi mesin cetak menjadikan semakin mudahnya memproduksi misal kata-kata yang mengacu pada pemikiran-pemikiran, pesan dimana semua itu mencerminkan interaksi manusia. Contohnya dapat dilihat begaimana kemerdekaan kita berawal dari adanya pemikiran yang dituangkan ke dalam sebuah teks proklamasi, bagaimana dari teks tersebut mampu membangkitkan semangat pejuang di seluruh Nusantara, dan menjadi dasar bagi kaum intelektual dalam berdiplomasi yang akhirnya menyatakan kemerdekaan Indonesia secara utuh lepas dari penjajahan. Sekarang jelas adanya teknologi sebagai media penyampai pesan memberikan pengaruh signifikan bagi pola komunikasi msyarakat. Namun seperti yang ditakutkan Socrates dan Plato, dalam dunia yang termediasi terdapat realitas yang menjadi objek manipulasi.
Internet adalah singkatan dari inter conection networking atau ada yang menyebutnya sebagai cyber space. Menurut Allen dan Jhonson internet bukan merupakan suatu tempat yang memiliki bangunan atau karyawan tetapi kerjasama antara orang-orang dan komputer di seluruh dunia. Interconecction networking itu sendiri jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sistem jaringan yang meghubungkan komputer di seluruh dunia. Ini berarti ada khalayak yang dilibatkan. Ada masyarakat luas, ada massa. Dalam sejarahnya internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Keamanan Amerika Serikat tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Mereka membuatnya untuk menghubungkan computer di daerah vital bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat dengan mudah dihancurkan. Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969 dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulanOktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya. Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.
Menurut Federal Netwoork Council Internet didefinisikan sebagai sebuah jaringan komputer atau informasi melalui sebuah bentuk protokol transmisi. Menurut system pengalamatan global internet memiliki tiga komponen yaitu:
1. Internet memiliki jaringan yang terkoneksi satu sama lain melalui system pengalamatan global
2. Internet menggunakan sebuah bentuk tersendiri dari protokol transmisi
3. Internet memungkinkan adanya transmisi publik dan privat
Morris dan Morgan (1996) mengemukakan bahwa internet merepresentasikan sebuah bentuk baru dari mass media. Mereka menekankan bahwa media massa seperti koran dan televisi telah menjembatani afiliasi antara sumber dan audience dengan pesan yang dikarakteristikan sebagai hubungan one to many. Contohnya seorang news anchor atau pembawa acara berita malam menyampaikan informasi kepada audiens. Sedangkan internrt dipandang mass media tidak hanya one to many seperti pada milis, namun one to one, pada email, many to many pada list serve, dan many to one pada corporate web. Memandang internet senagai bentuk baru dari mass media seperti uses and gratification dapat membantu untuk menjelaskan mengapa orang lebih sering mengunjungi situs tertentu dalam world wide web. Bagaimanapun membatasi cara pandang terhadap internet hanya sebagai mass media dan hanya mengacu pada teori-teori media massa tidak akan banyak bisa menjelaskan aspek-aspek interpersonal yang terjadi dalam komunikasi online.
Sebaliknya J. Michael Metz (1994) mengemukakan bahwa CMC sebgai sebuah studi yang secara teorotis berdiri sendiri, tidak hanya dipelajari sebagai channel atau saluran. Dalam studi-studi terbaru, para peneliti lebih melihat factor konteks dan cara sebuah pesan disampaikan dan diinterpretasikan. Konteks ini memunculkan karakteristik yang membedakan dengan komunikasi lainnya. Menurut Sheizaf Rafaeli karekteristik online yang membedakan dengan komunikasi lain adalah:
1. Paket Switching
2. Multimedia
3. interaktif
4. syncronitas
5. hypertextual
Selanjutnya kita akan membahas berbagai argumentasi baik yang berlawanan maupun mendukung adanya pola interaksi interpersonal dalam CMC. Disini kita meminjam dari 3 prespektif yaitu:
1. Impersonal yaitu ketika kita berbicara secara langsung dengan orang kita lebih banyak menggunakan petunjuk nonverbal untuk menunjukan ketertarikan anda. Teori yang mendukung perspektif ini adalah Social presence adalah derajat dimana kita sebagai seorang individu memandang orang lain sebagi pribadi individu dan interaksi diantara keduanya dipandang sebagai sebuah hubungan yang saling timbal balik. Teori ini juga menyatakan bahwa masing-masing media memunculkan perbedaan derajat penerimaan substansi pesan dalam sebuah interaksi. Derajat penerimaan ini ditentukan oleh jumlah petunjuk informasi nonverbal yang tersedia melalui media tersebut. Teori lain yang mendukung adalah social context cues theory. Menurut Lee Sproull dan Sara Kiesler (1986), penanda konteks sosial berperan selaku indikator yang bisa diterima secara sosial. Teori ini berasumsi bahwa terdapat aturan baik disadari atau tidak dalam berkomunikasi mengarahkan informasi yang pantas disampaikan dan kepada siapa informasi tersebut disampaikan. Beberapa variable dari teori ini adalah geografis, organisasional, dan situasional. Jadi baik disadari atau tidak dalam berkomunikasi kita menyesuaikan dengan faktor yang ada disekeliling kita.
2. Interpersonal. Tom Postumes, Spears dan Lea (1998) mengemukakan bahwa sebuah hubungan dapat tercipta dalam komunikasi online berdasarkan model SIDE (Social Identification/ deindividuation). Model ini berasumsi bahwa daya tarik interpersonal dan penerimaan individu dalam komunikasi online didasarkan atas identifikasi norma kelompok. Model ini memprediksi bahwa seseorang dapat saja mengesampingkan identitas personal dan mengadopsi identitas sosial yang pantas dalam rangka mencari penerimaan komunikasi online.
3. Hypersonal. Komunikasi ini terjadi ketika individu melihat mereka labih baik mengekspresikan diri mereka di lingkungan secara langsung daripada tatap muka langsung.
Ketiga hal tersebut dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut:
Prespective Claim Relationship
Impersonal The lack of cues limits the quality of interaction Relationship are unlikely to emerge in CMC
Interpersonal Learned behaviours can help compensate for the lack of cues Relationship can emerge in CMC
Hypersonal The lack of nonverbal discriminators actually helps some find their voice For some he ability to relate is more substansial in CMC
Menurut Michael J Metz (1994) penelitian awal dari CMC banyak dilakukan di perusahaan-perusahaan sehingga interaksi yang berlangsung lebih bersifat taskoriented daripada socialoriented. Lebih lanjutnya dia mengemukakan bahwa banyak dari penelitian awal tidak memperhatikan perkembangan munculnya petunjuk nonverbal dari pesan berbasis teks. Hal ini mengacu pada adanya inovasi metode menyampaikan konten emosi dalam pesan mereka menggunakan emoticon.
"Smiley" emoticon, khususnya, adalah dasar ASCII (American Standard Kode untuk Informasi Interchange) seni. Ini berarti bahwa mereka adalah gambar terdiri dari simbol-simbol yang ditemukan dalam kurung typhograpical, karakter thypographical yang tidak pernah muncul dalam urutan dengan satu sama lain dalam sintaks normal, tapi ketika melihat ke samping dan menggunakan sedikit imajinasi, mirip dengan wajah bahagia seperti pada gambar berikut :-).
C. Facebook dalam Teori CMC
Facebook adalah salah satu bentuk dari CMC, sesuai dengan definisi CMC yaitu komunikasi lewat komputer dan menggunakan internet. Dalam komunikasi yang terjadi lewat facebook jika komunikan akan memberi umpan balik tidak harus dilakukan secara tatap muka, melainkan bisa melalui jarak jauh lewat perkembangan teknologi. Facebook disini juga merupakan peleburan antara mediation dan immediate yang artinya komunikasi secara langsung tidak menjadi permasalahan lagi seperti pada jaman Socrates dan Plato, karena bisa dilakukan lewat perantara yaitu teknologi khususnya teknologi komputer. Facebook adalah komunikasi yang menggunakan internet dan komputer dalam perantaranya. Dalam berkomunikasi menggunakan facebook tidak hanya komunikasi one to many seperti pada mass media, tetapi juga bisa one to one, seperti pada saat menggunakan fasilitas pesan (pengiriman pesan) pada satu orang saja, many to many seperti saat kita men-share berita sesuatu seperti adanya konser musik di dinding teman-teman kita, lalu many to one.
Dengan fasilitas komunikasi yang tersedia dalam facebook, salah satu faktor lain yang menandai komunikasi tersebut bisa efektif karena facebook adalah fasilitas yang menggunakan media internet yang memiliki keuntungan tidak terhalang oleh ruang dan waktu.








BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas adalah bahwa komunikasi lewat facebook bisa berjalan dengan efektif dengan terpenuhinya indikator keefektifan komunikasi interpersonal. Fasilitas yang tersedia, sangat membantu keefektifan komunikasi seperti fasilitas chatting,wall to wall,pesan, emoticon, unggah foto dan sebagainya.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah facebook bisa meningkatkan fasilitas komunikasi untuk menjaga keefektifan yang telah ada dan juga meningkatkan kualitasnya untuk mendukung keefektifan komunikasi interpersonal lewat media facebook dan semoga facebook maupun situs jejaring sosial lainnya digunakan dengan sebaik-baiknya untuk hal-hal yang bermanfaat positif.





DAFTAR PUSTAKA
Elvinaro dan Lukiati.2004, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Nanath, 2008. “Membuka Jendela Dunia dengan CMC” (Online), diakses 7 Juni 2010.
Noegroho, Agung. 2010, Teknologi Komunikasi. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Petra Christian University.2009. “Efektifitas Komunikasi Melalui Friendster”, diakses 8 Juni 2010.
Lestari, Khatarina, 2010. “Saatnya CMC di Indonesia?” (Online), diakses 7 Juni 2010.








Tugas Makalah
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Penerapan “Computer Mediated Communication” Pada Penggunaan Facebook



















Oleh :
RIZKY OCTAVIANI SAPUTRI
F1C009058
viani_putri.blogspot.com



UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
PURWOKERTO
2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar